Berita

-

Sabtu, 20 Januari 2024 Operator 362

Pendekar MTsN 1 Padang Bawa Pulang Medali Emas Kejuaraan Silat Tingkat Provinsi


Padang, Humas--Claudia Tri Nurfatihah (IX.1) siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Kota Padang dibawah binaan Walikelas Hj. Yusneti sukses membawa pulang Medali Emas setelah memenangkan pertarungan dimedan laga helat persilatan. 


Claudia mengalahkan lawan tandingnya dibabak final Tournament Pencak Silat Camar Putih Open Cup 1 Tingkat Provinsi Sumatera Barat kategori Tanding Kelas J Putri.


Tournament tersebut digelar Perguruan Pencak Silat Camar Putih di Gor Pauh Nan Ampek, Payakumbuh, 18-21 Januari 2024 dan diikuti 67 perguruan silat di Sumatera Barat.


Claudia mampu memenangkan semua pertandingan mulai dari babak penyisihan hingga final dan menumbangkan para pendekar-pendekar hebat sekelasnya se Sumatera Barat.


Dengan kemenangan ini Claudia telah mengharumkan nama MTsN 1 Kota Padang ditingkat Sumatera Barat.


Buah dari kemenangannya Claudia menerima hadiah berupa Medali Emas dan Tabanas dari panitia penyelenggara.


Kepala MTsN 1 Kota Padang, Isrizal menyambut hangat prestasi yang dipersembahkan Claudia yang telah mengibarkan bendera MTsN 1 Kota Padang di kancah persilatan Sumatera Barat.


Isrizal mengaku senang, bangga dan bahagia peserta didiknya menorehkan prestasi gemilang dunia persilatan diawal tahun 2024.


Kamad berharap Prestasi Claudia akan berdampak positif dan menjadi inspirasi bagi peserta didik lainnya untuk belajar silat dan mencari perguruan pencak silat yang kompeten dengan tujuan untuk membentengi diri, memperbanyak teman, membela bangsa, dan meraih prestasi 


Kata Pria Kuranji itu, Di Minangkabau silek mempunyai dua peranan. Pertama, silek sebagai seni bela diri dan dinamakan silek. Kedua, silek sebagai permainan yang dinamakan pancak. Pancak merupakan tangga atau satu tahapan awal dalam mempelajari silek. Para pasilek disebut dengan pandeka (pendekar), sedangkan pemain pancak disebut dengan anak sasian atau anak silek karena umumnya yang mempelajari pancak adalah remaja dan anak-anak. Seorang pandeka mempunyai etika, musuah indak dicari, jikok basuo pantang diilakkan yang artinya musuh tidak dicari kalau bertemu pantang dielakkan.


"Silek tidak hanya sebagai seni bela diri atau hanya memandang nilai estetikanya saja. Sedangkan, hakekatnya ketika mempelajari silek juga ditanamkan nilai-nilai karakter, yang mana akan membahas mengenai ekonomi, sosial dan lainnya. Selain fungsi tersebut, silek dahulunya juga memiliki fungsi untuk menjalin silahturahmi antar pemuda dan orang tua di daerah setempat. Sehingga, seharusnya silek tetap eksis dikalangan pemuda minang untuk mempertahankan estetika kebudayaan minangkabau dan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari. Maka jadilah pendekar sejati pembela negeri,"ucap Isrizal mengakhiri.

(DTB)