-
Tiga Guru Inovator MTsN 1 Padang, Pimpin Seratusan Siswa Kegiatan Edukasi Sejarah dan Budaya
Padang, Humas–Guru inovator adalah guru yang mampu membuat terobosan dan melahirkan karya inovatif dalam menyajikan pembelajaran bagi siswanya.
Pembelajaran tidak saja bisa dilakukan diruang kelas tertutup berukuran 8×9 meter akan tetapi juga juga bisa dilakukan di alam terbuka, seperti Museum, taman, hutan, sungai dan sebagainya karena alam juga sumber belajar yang kaya khazanah.
Hal itulah yang digagas oleh tiga orang guru Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 kota Padang, Wilza Syarif (guru Ilmu Pengetahuan Sosial IPS), Mifta Nola Septia dan Dia Fitri (guru Bahasa Indonesia).
Ketiga guru tersebut memimpin siswanya berkunjung ke Museum Aditiyawarman Padang dan Pantai Padang, Kamis (19/01/23).
Sebanyak 128 siswa ikut dalam kegiatan edukasi tersebut, yang terdiri dari kelas VII.1, VII 2, VII.7 dan VII.9.
Rombongan yang dipimpin tiga guru tersebut berangkat dari madrasah sekitar pukul 08.00 WIB dan tiba dilokasi sekitar pukul 08.45 WIB. Sesampainya dilokasi langsung melakukan kegiatan edukasi sampai pukul 14.00 WIB.
Sebelum berangkat rombongan terlebih dahulu menerima pengarahan dan dilepas secara resmi Kepala Madrasah diwakili Wakil Kurikulum Idra Putri.
Ketiga guru itu mengedukasi dan memberikan pelajaran kepada siswanya secara bergantian dibantu oleh petugas Museum.
Wilza Syarif yang didampingi Nola dan Dia saat diwawancarai tim humas tentang tujuan kegiatan edukasi itu, Dia memaparkan, ada beberapa tujuan dilakukannya kegiatan edukasi dua mata pelajaran ini diantaranya :
Memberikan pembelajaran Sejarah dan Budaya Minang Kabau agar siswa mengamati dan melihat langsung bukti-bukti authentic dari materi pembelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar dan Indikator pembelaran.
Selain itu kata Wilza, agar siswa bisa mengolah dan mengekspolarasi dari hasil pengamatan langsung yang dilakukan untuk ditemukannya hasil sebagai pedoman.
Sementara itu Nola dan Dia menambahkan tentang materi yang diamati dan dipelajari secara rinci yaitu,
Pengenalan tentang Museum, Pakaian Adat
Rumah Gadang, Senjata Pusaka, Ragam hewan yg ada di Minang Kabau, Retika-retika patung, Galeri mistik, Permainan tradisional, Alat-alat tenun.
Alat-alat zaman pra sejarah, jenis-jenis pantun minang, dan pengamatan pantai dan air laut.
“Kegiatan ini diikuti dengan antusias luar biasa oleh seratusan siswa yang mendapatkan apresiasi dan dukungan penuh dari orangtuanya.” ujar Nola.
Sementara itu Dia Fitri mengatakan bahwa urgensi kegiatan ini adalah untuk menambah wawasan siswa tentang Sejarah dan bukti-buktinya serta pesan dan nilai-nilai moral dan edukasi dari pantun minang.
Adapun tindak lanjut dari kegiatan edukasi ini, Siswa diminta membuat laporan yang berisikan latar belakang, isi, kesimpulan dan penutup berdasarkan hasil pengamatan dan temuan dilapangan. Dan laporan masing-masing siswa akan dievaluasi dan diberikan penilaian oleh ketiga guru inspirator itu.
Kepala MTsN 1 kota Padang, Isrizal mengapresiasi ketiga gurunya yang telah menggagas kegiatan edukasi dua mata pelajaran yang bersinergi dan berkombinasi dalam mencapai tujuan materi pembelajaran.
“Dunia pendidikan butuh guru-guru yang berani dan mampu membuat perubahan. Guru yang sadar dan bergerak mengembangkan kompetensi diri dan muridnya. Guru yang siap membawa muridnya mengarungi masa depan,”ujar Isrizal dengan semangat motivasi.
“Membangun budaya inovasi tentu saja harus dimulai dari guru. Di madrasah guru mengembangkan kemampuan inovasi. Yakinlah bahwa kemampuan, kecerdasan, dan bakat dapat dikembangkan kepada penciptaan ide-ide baru dan lebih baik. Setiap pendidik akan berupaya menjadi guru inovator bagi pembelajaran, tetaplah berinovasi dan bagi pengalaman yang didapat dengan teman sejawat,” pesan Isrizal yang baru saja menerima penghargaan sebagai Humas tergiat.
(DTB)